Tentu kita ingat pada masa kecil dulu guru kita menanyakan kepada kita perihal akan menjadi apa diri kita kelak, bukan hanya guru kita yang menanyakan hal itu namun orang tua, saudara, teman pun menanyakan hal yang serupa. Tidak jarang diri kita sendiri pun menyatakan pada saat itu akan menjadi seperti apa. Kita menyakatakan ingin dan akan menjadi seorang dokter, tentara, pilot, guru, pahlawan super hero bahkan sebagai seorang petualang laiaknya Indiana Jones (bukan jomblo ngenes), tentu saat itu pikiran kita tidak ada batasannya, selalu penuh dengan imajinasi – imajinasi tanpa batas, tanpa halangan dan bebas. Beranjak dewasa kita tidak berpikir lagi berimajinasi karena kita telah terbentur pada masa-masa serius dan membosankan ketika beranjak dewasa. Kita pada masa beranjak dewasa itu menemukan dan mendapatkan berbagai informasi yang deras terlebih jika kita generasi 90’ yang di mana tahun – tahun setelahnya muncul perkembagan informasi yang massif dan cepat ; internet. Lambat laun kita kan tergerus dengan penerimaan informasi formal yang didapat dari bangku sekolah dan informal dari lingkungan, mau tidak mau dan secara tidak langsung kita tentu akan berpikir dan mempertanyakan mimpi – mimpi kita sewaktu kecil akan terwujudkah atau sebaliknya, bahkan tidak jarang ketika beranjak dewasa impian kita akan berbeda dengan masa dewasa, sungguh menyenangkan jika kita tetap masih pada masa kecil yang bebas.
Kita akan mepertanyakan kesanggupan kita untuk mewujudkan mimpi – mimpi kita. Saya pikir setiap manusia yang beranjak dewasa akan mengalami proses pencarian jati diri dan keinginan apa yang paling kita inginkan. Secara tidak langsung lingkungan mempengaruhi itu semua. Di mana kita bergaul, penerimaan kita terhadap lingkungan, pendidikan orang tua, sekolah, yang terakumalasi menjadi pengalaman – pengalaman kita. Misal sejak dulu saya berkeinginan dan bermimpi menjadi seorang Tentara, tapi saat ini saya tidak mengingkan hal itu karena beberapa sebab yang bersumber dari pengalaman – pengalaman dari apa yang terjadi dari proses menuju saat ini (dewasa). Tidak jarang anak muda akan merasa tidak berdaya dan bingung saya mau jadi apa kelak, dan perasaan galau itu tentu sangat tidak menyenangkan karena membuat kita resah dan gelisah akan keberadaan kita. Dalam proses pencarian jati diri atau menjadi dewasa yang mempengaruhi mimpi dan keinginan kita pada saat kecil dulu, kita akan gelisah dan akhirnya timbul tindakan coba – coba, ikut – ikutan teman, ikut – ikutan trend, dan bahkan idola. Saya pikir itu tidak menjadi masalah karena itu bagian dari proses mencari siapa diri kita dan akan menjadi apa. Tetapi yang perlu diingat adalah jangan terus menerus menjadi pengikut atau ikut – ikutan tren atau teman tanpa tau apa makna dibelakangnya karena jika demikian terus terjadi kita tidak akan tahu siapa diri kita, seperti apa potensi yang berada pada diri kita, karena sesungguhnya manusia menarik dan unik sesuai diri masing –masing.
Kita harus berpikir mau seperti apa kita di masa depan yang tentu kelak menjadi apa tersebut membuat kita bahagian menjalaninya sehingga hidup menjadi enjoy. Kita perlu berfikir apa yang membuat kita bahagia, dan berpikir tentang keiginan kita dan melakukannya “do what you wanna do” begitu sepenggal lirik dari grup musik Mocca. Untuk merealisasikan keinginan kita dan mimpi itu, kita akan menemui sejumah jalur menuju impian kita dan keinginan kita, yang tidak jarang jalurnya akan menusahkan kita, tapi kita jangan patah arang terus lah melangkah, demi mengada untuk diri kita.
Hegarmanah, 29 April 2016, masih berada dalam kesunyian.