PERJALANAN KE CIBODAS LEMBANG – PERBUKITAN BANDUNG TIMUR SEKITARNYA

Penelitian merupakan kegiatan yang menyulitkan sekaligus menyenangkan, menyulitkan karena kita akan menemui rentetan kesulitan – kesulitan yang dihadapi seperti semangat melakukannya, mencari literatur, berkunjung ke lapangan sampai pada urusan biaya. Tentu hal yang menyenangkannya pun akan kita dapatkan mengenai hal – hal apa yang kita teliti dan yang menyertainya, seperti keberhasilan dalam menemukan apa yang kita cari dari penelitian kita dan atau hal – hal yang mendunkung penelitian kita. Jika melakukan penelitian ke lapangan atau masyarakat kita akan menemui berbagai macam suasan lingkungan luar yang belum kita temui sebelumnya. Perjalanan ke Cibodas Lembang merupakan salah satu rangkaian penelitian saya mengenai fresh cheese, kunjungan ke Cibodas Lembang dalam rangka menemukan kebun lemon sebagai data pendukung dalam penelitian skripsi saya mengenai pembuatan fresh cheese dengan menggunakan koagulan lemon dan papain. Tentu penelitian saya tersebut mempunyai tantangan tersendiri, saya tergugah untuk menjawab tantangan tersebut seperti memecahkan aktivitas papain yang terlalu tinggi dalam mengatalis protein kasein dalam pembuatan keju, perlu diketahui keju termasuk fresh cheese adalah pangan olahan susu hasil penggumpalan kasein susu sehingga menghasilkan suatu dadih (curd) dan whey, suatu fasa cair sisa penggumpalan susu tersebut ang berarti ketika terjadi penggumpalan kasein susu tersebut perlu dipisahkan antara hasil gumpalan dan bentuk cair yang terikat padanya (whey). Adanya penggunaan lemon pada pembuatan fresh cheese kali ini adalah untuk mengendalikan kerja papain sebagai enzim protease yang tinggi yang mengakibatkan rasa keju menjadi pahit. Tentu lemon dalam hal ini selain sebagai pengendali kerja enzim melalui asam, juga berperan sebagai koagulan dalam pembuatan keju, hal tersebut lah yang merupakan tantangan dalam penelitian ini. Kini saya sadari bahwa keju yang merupakan pangan manusia yang terbuat dari susu ternak dengan koagulan rennet (ekstrak lambung anak sapi) adalah suatu produk empirik sekaligus suatu karya seni manusia. Kita bisa bayangkan bagaimana jika penggunaan rennet terus-menerus tentu akan menjadi suatu problem karena anak sapi yang disiapkan untuk pengadaan daging akan terus dipotong untuk diambil lambungnya dan pengadaan daging sapi akan tidak bak. Maka penelitian ini adalah penelitian yang penting.
Mari kita membicarakan mengenai perjalanan ke Cibodas Lembang – Perbukitan Bandung Timur sekitarnya. Cibodas merupakan suatu desa di bilangan Lembang Jawa Barat, tentu kita semua tahu bahwa Lembang merupakan tempat yang indah dengan sederatan pemandangan pegunungan indah, kebun sayu-mayur, buah-buahan, dan peternakan, ditambah cuaca yang menyejukkan sehingga kita tidak ingin beranjak pergi meninggalkannya. Dari dulu sampai saat ini Lembang masih menjadi tempat yang luar biasa, setidaknya hal itu digambarkan oleh para traveler maupun pemerintah kompeni Belanda zaman dulu. Saat ini pun Lembang masih terus dikunjungi oleh wisatawan luar negeri maupun domestik. Baik sekarang akan membicarakan lebih detail lagi yaitu Cibodas. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, Cibodas merupakan suatu desa dari suatu Kecamatan di Lembang. Untuk menuju Cibodas kita bisa mulai dari terminal Dago Bandung, kemudian menyusuri jalanan dago atas sampai menemui dua cabang jalan, kita akan memilih jalan yang ke bawah yaitu yang menuju arah Lembang atau Punclut. Kemudian mengikuti jalan dan petunjuk arah jalan yang memberitahukan Cibodas. Tentu sekarang melakukan perjalanan lebih mudah pastinya dari pada jaman dulu, saat ini untuk menuju suatu tempat akan lebih mudah dengan berbagai teknologi maps, dan kita akan mengetahui jalan / track secara detail mengenainya. Sebelum sampai Cibodas kita akan melewati suatu tempat wisata yang indah, saya tidak tahu persis nama tempat wisata itu, yang pasti tempat wisata itu adalah sebuah air terjun.
Setelah melewati tempat wisata itu kita akan melewati jalan yang diapit oleh bukit yang indah. Saya pikir jalan itu adalah jalan yang sejuk sekaligus menyeramkan jika dilewati pada malam hari, betapa tidak di kanan dan kiri berdiri pohon – pohon rindang a’la perbukitan tropis. Menakjubkan adalah jalan-jalan tersebut cukup mulus, para insinyur teknik adalah orang yang bertanggung jawab dalam membangun suatu jalan dan tidak lupa pemerintah setempat yang memperhatikan mobilitas rakyatnya. Setelah melewati jalanan tersebut kita sampai di Cibodas. Jika dideskripsikan Cibodas suatu pemukiman moderen, hal ini telihat dengan sudah berdirinya dua mini market, dan rumah pinggir jalan sudah terbilang moderen dengan hampir setiap rumah berdinding bata. Selain itu desa Cibodas dibelah dengan jalan raya besar dengan kampung –kampung disebelahnya. Rata – rata kampung tersebut terdapat keterangan namanya dengan berdirinya pelang jalan nama kampung. Sepertinya pelang –pelang kampung tersebut dibuat oleh mahasiswa UGM yang pernah melakukan KKN di Cibodas, hal itu ditandai dengan adanya keterangan KKN UGM berikut tahunnya.
Cibodas suatu desa yang indah dengan dikelilingi perbukitan dan banyak terdapat kebun sayuran seperti kol, wortel, kacang panjang hingga lemon yang saya temukan di sekitar kampung Cibeunying. Kebun Lemon tersebut dimiliki oleh seorang petani sekaligus seorang Dalang Wayang Golek. Sangat menyenangkan jika tinggal di sana. Sedikit disayangkan adalah di tempat ini sudah banyak villa yang menurut saya jika dibiarkan terus diijinkan pembangunan villa tentu akan mengurangi lahan pertanian / perkebunan.
Perjalan berikunya adalah perjalanan pulang menuju Bandung melewati perbukitan yang nantinya akan menembus dan berakhir di alun – alun Ujung Berung Bandung, perbukitan tersebut sangat indah dengan rentetan pohon –pohon yang rindang. Di sana terdapat sebuah perusahaan perkebunan, entah bergerak pada komoditas apa. Untuk melwati jalan ini dari jalanan desa Cibodas terus lurus mengikuti jalan hingga menemui jalan berbatu dan mulai memasuki daerah hutan bukit. Daerah ini sangat cocok untuk track motor cross atau trail karena jalanannya yang berbatu dan naik turun. Agak sedikit menyeramkan juga karena jalanan ini sangat sepi dan hanya satu dua kendaraan yang melewati namun secara keseluruhan sangat indah alam Bandung ini. Perjalanan terus mengikuti jalan, melewati hutan dan perkebunan warga, dan sampailah pada pemukiman warga dengan jalan sudah teraspal bagus. Perjalanan terus menyusuri jalanan dan dengan segera kita menemui pemandangan kota Bandung yang indah dari bukit – bukit ini. Sekali lagi yang saya sayangkan adalah banyaknya pemukiman dalam betuk kompleks di daerah ini yang ditinggali oleh orang – orang kaya dan dipinggiranya terdapat pemukiman penduduk biasa dan kebun – kebun, saya pikir tidak merata sekali keadaan ini. Perjalanan terus berlanjut dengan menuruni jalan dan sampailah kita dipemukiman yang lebih padat dan ramai yang selanjutnya kita sampai di Alun – Alun Ujung Berung Kota Bandung. Sepertinya banyak jalanan alternatif dari perbukitan tersebut, mungkin jalan kampung yang nantinya akan berujung pada bagian lain di Bandung Timur entah itu daerah Cinunuk atau bahkan Jatinangor, Sumedang.

Bayu Sulistyo, Penjelajah Amatir

MENJADI APA YANG KITA INGINKAN

Tentu kita ingat pada masa kecil dulu guru kita menanyakan kepada kita perihal akan menjadi apa diri kita kelak, bukan hanya guru kita yang menanyakan hal itu namun orang tua, saudara, teman pun menanyakan hal yang serupa. Tidak jarang diri kita sendiri pun menyatakan pada saat itu akan menjadi seperti apa. Kita menyakatakan ingin dan akan menjadi seorang dokter, tentara, pilot, guru, pahlawan super hero bahkan sebagai seorang petualang laiaknya Indiana Jones (bukan jomblo ngenes), tentu saat itu pikiran kita tidak ada batasannya, selalu penuh dengan imajinasi – imajinasi tanpa batas, tanpa halangan dan bebas. Beranjak dewasa kita tidak berpikir lagi berimajinasi karena kita telah terbentur pada masa-masa serius dan membosankan ketika beranjak dewasa. Kita pada masa beranjak dewasa itu menemukan dan mendapatkan berbagai informasi yang deras terlebih jika kita generasi 90’ yang di mana tahun – tahun setelahnya muncul perkembagan informasi yang massif dan cepat ; internet. Lambat laun kita kan tergerus dengan penerimaan informasi formal yang didapat dari bangku sekolah dan informal dari lingkungan, mau tidak mau dan secara tidak langsung kita tentu akan berpikir dan mempertanyakan mimpi – mimpi kita sewaktu kecil akan terwujudkah atau sebaliknya, bahkan tidak jarang ketika beranjak dewasa impian kita akan berbeda dengan masa dewasa, sungguh menyenangkan jika kita tetap masih pada masa kecil yang bebas.

Kita akan mepertanyakan kesanggupan kita untuk mewujudkan mimpi – mimpi kita. Saya pikir setiap manusia yang beranjak dewasa akan mengalami proses pencarian jati diri dan keinginan apa yang paling kita inginkan. Secara tidak langsung lingkungan mempengaruhi itu semua. Di mana kita bergaul, penerimaan kita terhadap lingkungan, pendidikan orang tua, sekolah, yang terakumalasi menjadi pengalaman – pengalaman kita. Misal sejak dulu saya berkeinginan dan bermimpi menjadi seorang Tentara, tapi saat ini saya tidak mengingkan hal itu karena beberapa sebab yang bersumber dari pengalaman – pengalaman dari apa yang terjadi dari proses menuju saat ini (dewasa). Tidak jarang anak muda akan merasa tidak berdaya dan bingung saya mau jadi apa kelak, dan perasaan galau itu tentu sangat tidak menyenangkan karena membuat kita resah dan gelisah akan keberadaan kita. Dalam proses pencarian jati diri atau menjadi dewasa yang mempengaruhi mimpi dan keinginan kita pada saat kecil dulu, kita akan gelisah dan akhirnya timbul tindakan coba – coba, ikut – ikutan teman, ikut – ikutan trend, dan bahkan idola. Saya pikir itu tidak menjadi masalah karena itu bagian dari proses mencari siapa diri kita dan akan menjadi apa. Tetapi yang perlu diingat adalah jangan terus menerus menjadi pengikut atau ikut – ikutan tren atau teman tanpa tau apa makna dibelakangnya karena jika demikian terus terjadi kita tidak akan tahu siapa diri kita, seperti apa potensi yang berada pada diri kita, karena sesungguhnya manusia menarik dan unik sesuai diri masing –masing.

Kita harus berpikir mau seperti apa kita di masa depan yang tentu kelak menjadi apa tersebut membuat kita bahagian menjalaninya sehingga hidup menjadi enjoy. Kita perlu berfikir apa yang membuat kita bahagia, dan berpikir tentang keiginan kita dan melakukannya “do what you wanna do” begitu sepenggal lirik dari grup musik Mocca. Untuk merealisasikan keinginan kita dan mimpi itu, kita akan menemui sejumah jalur menuju impian kita dan keinginan kita, yang tidak jarang jalurnya akan menusahkan kita, tapi kita jangan patah arang terus lah melangkah, demi mengada untuk diri kita.

Hegarmanah, 29 April 2016, masih berada dalam kesunyian.

SKRIPSI DAN HAL – HAL YANG MENGGEMAS KAN

Ada satu hal yang wajib hukumnya dilaksanakan oleh mahasiswa strata satu di Indonesia atau bahkan di dunia ; SKRIPSI – sebuah syarat untuk memperoleh ijazah yang di dalamnya tertera gelar sarjana dan tidak jarang kelak menjadi modal untuk melamar kekasih dan ditempel di kartu undangan – suatu karya ilmiah yang harus dikerjakan oleh mahasiswa starta satu sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana di suatu perguruan tinggi yang di mana dalam proses menyelesaikannya, pasti temen – temen mahasiswa punya kisah tersendiri dan tentu akan menjadi suatu kenangan untuk dikenang kemudian bersama keluarga kelak – tentu jika sudah berkeluarga- dan itu akan menjadi cerita yang hebat untuk anak-anak kalian semua, setidaknya saya sudah merencanakan nya seperti itu kelak. Laiaknya seperti seorang prajurit dalam menjalan kan COD tersebut (baca : Call of Duty) yang harus menyiapkan armor, senjata, amunisi, serta darah yang banyak, kalau perlu di cheat game nya agar kita ngga mati – mati saat di medan perang, tentu kita harus melakukan demikian dari mulai menyiapkan mental, pemahaman objek, subjek, keterangan penelitian, menyiapkan materi, hingga mood untuk memulai dan mengakhiri skripsi kita. Tidak ada jalan yang mulus – wong di Bandung saja masih banyak jalan yang ndak mulus, belum lagi di negara kita pun demikian, masih saja banyak lobang, dan tentu lobangnya pun pasti ga enak, karena sekalinya kendraan kita masuk lobang itu, pasti kita akan bilang euh, ga mungkin kita bilang Ahh – sama kaya skripsian, dari mulai menunggu dosen, susahnya mencari literatur dari jurnal, text book, sampai pada banyaknya orang – orang termasuk keluarga, sahabat, sampai mantan menanyakan “kapan kawin ?” eh maksudnya kapan sidang ? nah jika Anda mendapati pertanyaan terakhir yang “kapan sidang ?”, Anda semua tinggal jawab saja “may”, tentu orang mendengar kata itu langsung akan teringat pada nama bulan “Mei” tapi jawaban belum selesai sampai disitu, lanjutannya adalah “May be yes may be no”. Jawaban itu merupakan jawaban yang berkelas, sekaligus ungkapan tertinggi rasa kesal Anda yang saking kesalnya jadi gemas.

Tapi kita tidak boleh terus mengulan – ulang jawaban itu, saya pikir kita punya keyakinan kalau skripsi ini semua akan bisa dilalui. Salam

Bayu Sulistyo, Engga pernah ditanya Mantan.

MENULIS SEBAGAI AJANG CURHAT DAN CURAHAN PIKIRAN

Bebal rasanya jika segala perasaan dan pikiran kita tidak tersampaikan, akibat dari hal tersebut adalah akan tertumpuknya perasaan dan pikiran dalam tubuh kita, menjadi semakin tidak karuan jika mereka terus tertumpuk dan mengerak sehingga akan menjadi tidak baik, laiaknya kerak gigi yang menjadi sarang bakteri dan selanjutnya menjadi penyakit untuk gigi kita, kemudian seperti kerak dalam pembuluh darah yang menyumbat saluran darah yang menyalurkan berbagai macam muatan untuk organ – organ tubuh kita. Dunia kedokteran telah menamai semacam kerak yang menyumbat tersebut dengan nama Aterosklerosis – suatu penyakit penyempitan pembuluh darah oleh plak – plak akibat kolesterol jahat sehingga menyumbat saluran darah, tidak terbayang oleh kita jika perasaan dan pikiran kita tadi mengerak dan menyumbat aliran – aliran untuk kesehatan mental kita. Jika hal demikian terjadi maka kesehatan mental akan terganggu, munculnya perasaan bebal, kesal, galau karena pikiran dan perasaan yang telah terjadi dalam hidup tidak tersampaikan dan dikeluarkan dari tubuh kita, mungkin akibat dari tidak tersampaikan nya hal tersebut demikian akan menggiring pada eksistensi pikiran dan perasaan kita untuk orang lain.

Perasaan dan pikiran kita tentu akan selalu dihinggapi dengan berbagai macam cerita hidup sehari yang cerita hidup tersebut kita peroleh dari aktivitas sehari seperti bekerja, sekolah, kuliah, membaca berita, membaca buku, menonton film dsb. Akibat dari ha tersebut kita akan merasa dan berpikir atas apa yang kita lihat dari aktivitas hidup kita. Tidak jarang akan mengakibatkan kita menjadi galau, stres tidak karuan apalagi hal tersebut menimpa mahasiswa akhir seperti saya yang galau akibat draft belum di-Acc oleh dosen pembimbing, risau akan masa depan. Kita tahu manusia akan risau atau galau ketika beranjak dewasa yang artinya pada masa itu sudah ada tekanan – tekanan dari keinginan yang tidak terealisasikan macem jomblo ngenes yang mendamba – dambakan kasih sayang dedek – dedek emesh, tapi kenapa yakk dedek – dedek emesh selalu menggemaskan dan bikin dag diig dug ser hati tiap lelaki jomblo ? ya mungkin karena mereka emesh pastinya. Ngomong –ngomong tulisan ini jadi terkesan berbau psikologi pada bahasan sebelum dedek – dedek emesh yang didambakan oleh kaum jomblo ngenes dan tidak jarang dedek – dedek emesh membuat mereka pada keadaan adek – kakak zone.

Sejak zaman dulu menulis merupakan bagian dari hidup yang tidak terpisahkan dari manusia, kita bisa melihat nenek moyang kita dahulu menulis tentang hidup mereka di dinding – dinding gua sebagai upaya eksistensi mereka untuk masa depan. Tulisan pada dindng gua dalam bentuk gambar yang menggambarkan aktivitas mereka seperti bertni, berburu, berkehidupan sosial dsb, bahkan setelah berabad selanjutnya nenek moyang kita menulis dalam objek yang sama dengan teknik yang lebihi mutakhir seperti ukiran – ukiran dinding yang saat ini kita kenal dengan nama relief. Berabad berlanjut nenek moyang kita menulis melalui objek yang lain seperti pada kulit pohon, kulit hewan dsb. Sampai saat ini pun manusia moderen masih menulis pada dinidng, hanya bedanya dinding ini tidak terdapat di gua tapi terdapat pada medsos masing – masing. Berdasarkan hal tersebut maka manusia pada dasarnya terus berpikir mengenai hidup dan perasaannya dalam hal bahasan sebelumnya berpikir mengenai objek menulis.

Menulis pun sebagai alat komunikasi, sejak zaman dahulu orang – orang menulis surat untuk saling mengabari, menulis untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang bisa diperoleh melalui buku, jurnal, catatan perjalanan – seperti yang dilakukan oleh para penjelajah seperti Alfred Russel Wallace yang menjelajahi dunia salah satunya menjelajahi kepulauan malay (daerah Indonesia, Malaysia, Singapura) mengenai kondisi alam, manusia, hewan, tumbuhan, dsb yang didapat selama perjalanan. Kita tentu setuju dengan adanya tulisan hasil dari merasa, dan berpikir atas hidup yang dituangkan melalu menulis sangat bermanfaat untuk manusia secara langsung maupun tidak langusung, itu artinya menulis sebagai proses mengada manusia untuk manusia lainnya. “Menulis merupakan pekerjaan untuk keabadian” begitu kira – kira ucapan dari Pram, seorang penulis hebat dari Indoensia. Menulis tidak terbatas untuk hal – hal yang berbau science dsb, menulis pun sebagai cara – cara untuk menghindari galau – Curhat kalau kata orang pada zaman ini, dengan menulis kita bisa mencurahkan segala perasaan galau, stres, risau, khawatir dsb. Bahkan perasaan yang demikian akan menjadi karya yang sangat indah jik ditulis dengan baik – salah satunya menjadi puisi, dan dapat beranfaat untuk orang yang membacanya.
Menulis pemikiran pun sangat akan berguna dalam rangka mengeluarkan pikiran – pikiran kita, artinya pikiran – pikiran kita dapat “dibaca” oleh orang di dunia, mari kita lihat tokoh – tokoh bangsa bagaimana mereka menulis pemikiran mereka seperti Tan Malaka yang menuliskan pemikiran MADILOG (Materialis, Dialektika, Logika), Dari Penjara ke Penjara, dan masih banyak tokoh lainnya di dunia ini, seperti Karl Marx yang menulis DAS Capital yang kemudian menjadi salah satu alasan terbentuknya paham komunis di seluruh dunia sebagai narasi perlawanan imperialisme – kolonialisme – kapitalisme yang merugikan rakyat banyak di dunia. Itu artinya dengan menulis kita bisa dikenal oleh orang lain, bisa mempengaruhi orang lain, dan memberi pemahaman terhadap orang lain disamping hanya mengutarakannya dalam lisan. Ketika kita telah tiada di dunia ini, tulisan kita akan selalu ada dan dibaca oleh orang lain, maka kita akan mengada untuk orang lain.
Saya pikir menulis merupakan kegiatan positif dalam rangka terapi kegalauan manusia dn meningkatkan kesehatan psikis kita.
Mari kita curhat dan curahkan pikiran dengan menulis.
Bayu Sulistyo, masih belajar menulis.

PULSA DAN SEMBILAN BAHAN POKOK

SEMBAKO yang tidak lain dan tidak bukan adalah sebuah singkatan dari sembilan bahan pokok. Menurut keputusan Menteri Industri dan Perdagangan no. 115/mpp/kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998, sembako terdiri dari : beras atau sagu, jagung, sayur – sayuran dan buah – buahan, daging (sapi dan ayam), susu, gula pasir, garam yang mengandung yodium/iodium, minyak goreng dan margarin, dan yang terakhir adalah minyak tanah atau gas elpiji. Berdasarkan keputusan menteri Indonesia tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa SEMBAKO adalah kumpulan bahan – bahan pangan dan energi yang dibutuhkan oleh rakyat dalam menjalani hidupnya, bayangkan jika rakyat Indonesia tidak terpenuhi kebutuhannya, tentu akan menderita.Kita percaya keputusan menteri yang mencanangkan sembilan bahan pokok tadi sudah sangat pas, cocok serta seimbang untuk rakyat Indonesia.

SEMBAKO telah memenuhi syarat untuk menjalankan kehidupan rakyat, syarat tersebut adalah bahan sumber karbohidrat seperti beras, jagung, sagu, gula, buah – buahan, minyak goreng, kemudian sumber protein daging, dan susu, hingga sumber vitamin mineral; garam yodium, dan buah – buahan, serta tentu tidak ketinggalan bahan bakarnya untuk mengolah bahan – bahan pokok tersebut menjadi berbagai kuliner nusantara yang lezat. Namun keadaan yang ideal dari SEMBAKO tersebut berbanding terbalik dengan penggunaan SEMBAKO itu sendiri, masih banyak rakyat Indonesia yang belum semuanya menikmati SEMBAKO. Kiranya itu yang harus diselesaikan oleh para jomlo… lah ko begitu ? tenang mas, saya belum menjelaskan.. dari pada kaum jomlo mengejar dedek – dedek emesh, alangkah baiknya memperjuangkan terlebih dahulu rakyat yang belum terpenuhi SEMBAKO nya, dengan begitu Anda adalah termasuk kaum yang mulia, serta progresif tentu masih jomlo. Tenang mas – mase nya, tenang jangan cemberut dulu.. siapa tahu dengan aksi yang Anda lakukan dedek – dedek emsh akan melirik Anda.

Dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari panca.. maksudnya ke hari lagi.. begitu waktu berputar hingga tidak terasa dunia ini telah melalui berbagai macam zaman. Tentu dengan adanya perkembangan tersebut orang – orang telah banyak menemukan penemuan yang bermanfaat untuk manusia, di era saat ini yang di mana nembak dedek emesh bisa dari jarak jauh, mutusin pacar tidak mengenal tempat dan waktu, pacaran jarak jauh, adek – kakak zone jarak jauh semua bisa dilakukan pada zaman ini. Mari kita mencari tahu penyebab hal – hal tersebut bisa dilakukan dengan mudah, jawabannya adalah teknologi komunikasi. Teknologi yang saat ini sedang hegemoni – hegemoninya, bahkan kebutuhan Sembilan bahan pokok tadi tidak mampu menggoyangnya, kini orang telah menambah kebutuhannya yang dari SEMBAKO menjadi sepuluh bahan pokok – tentu saja yang terakhir adalah kebutuhan akan teknologi komunikasi tersebut.

Teknologi komunikasi contohnya adalah handphone bahkan pada hari ini handphone telah naik kasta menjadi smartphone, itu artinya telepon tersebut semakin pintar, yang tidak jarang berbanding lurus dengan penggunanya. Rupanya alat komunikasi tersebut memerlukan bahan bakar layaknya manusia membutuhkan SEMBAKO, tentu bahan bakar yang dibutuhkan bukan bahan sumber protein, karbohidrat, mineral – vitamin, kalau pun demikian alat komunikasi tersebut akan seperti manusia, dan jika sudah menjadi manusia akan menyandang status jomlo dan tentu akan update status di medsos melalui smartphonenya. Bahan bakar yang dibutuhkan oleh alat kominkasi tadi ; Smartphone salah satunya adalah PULSA, bayangkan pulsa ini jika dipandang dari sudut sumber dan kegunaannya tidak masuk pada klasifikasi sumber pada SEMBAKO yang terdiri dari sumber karbohidrat protein,vitamin – miineral dan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.

Namun PULSA tersebut menghimpun seluruh klasifikasi sumber apa berdasarkan SEBAKO. Orang akan kembali bertenaga ketika mendapati PULSA Kuota smartphonenya terisi kembali, orang akan senang jika telah menulis statusnya dimedsos, jomlo akan sembuh dari sakitnya jika sang dedek emesh menerima cintanya, namun jomlo akan sakit jika sang dedek emesh hanya memberi zona… zona adek – kakak zone. Miris sekali, disisi lain PULSA adalah suatu keniscayaan energi tubuh dan candu, namun disisi lain merupakan racun yang meracuni tubuh. Tidak jarang kita mendadak bete jika pulsa kuota tiba – tiba habis, keadaan dari sisi negetif kebutuhan ke sepuluh bahan pokok manusia Indonesia inilah yang menyebabkan poisoning terhadap psikis nya, saya namai PULSA – KUOTA syndrome.

Jaman akan terus berkembang, kebutuhan yang sembilan pokok itu sudah usang dan perlu update n lagi. Maka dari itu seyogia nya pemerintah menambah satu lagi kebutuhan pokok manusia Indonesianya terkhusus kaum jomlonya agar senantiasa dapat memperjuangkan pemenuhan hak – hak rakyat kecil dalam pemenuhan SEMBAKO melalu gerakan upadate status medsos, dengan adanya upaya ini kaum jomlo sedang melakukan propaganda branding diri terhadap dedek – dedek emesh.. menjadi jomlo yang progresif namun tetap komsumtif dan tetap menjadi korban tumbalnya adek – kakak zone…

Bayu Sulistyo, pemerhati PULSA – KUOTA syndrome.

Membaca, menulis, dan Hal – Hal Yang Memuakkan

Sudah hampir tiga tahun kebelakang saya menggiatkan hobi yang bermnfaat yaitu membaca buku, dan sedikit menulis kecuali mengenai tugas – tugas kuiah, hobi yang sempat hilang ketika saya berada di bangku SMP. Saya masih ingat buku pertama yang sungguh – sungguh saya baca dengan tekun ketika tiga tahun yang lalu itu: Dasar – Dasar Mirobiologi, karangan Pelczar dan Chan terbitan UI press tentu setelah di-alih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Buku tersebut membahas mengenai dasar – dasar mikrobiologi sebagai ilmu mengenai mahluk paling kecil di muka bumi ini, yaitu mikroba (bakteri, jamur, kapang, protozoa, dan virus), membahas cara mereka hidup – bertahan hidup, susunan tubuh mereka, cara mereka mendapat makanan untuk bertahan hidup dan melakukan kegiatan berbiak dan berkembang, manfaat merekauntuk kehidupan manusia, sampai pada membuat kerugian manusia.

Saya ingat betul membeli buku tersebut di slh satu toko buku di bilangan Palasari, Bandung. Saya sangat senang ketika itu karena bahasa yang digunakan pada buku itu sangat mudah dimengerti sehingga saya seperti membaca novel atau cerita. Saya sangat terkesan mengenai pembahasan mengenai ilmuan – ilmuan jaman dahulu yang menemukan mahluk paling kecil di dunia yang tidak diketahui oleh manusia sendiri selama berabad – abad silam, saya seperti kembali ke masa lalu dimana mereka hidup dan bekerja untuk mikrobiologi, bagaimana Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) seorang mahasiswa alam berkebangsaan Belanda yang menemukan mikroskop ; alat yang membantu dalam pengamatan mikrobiologi.

Antony pada masa itu mengamati mahluk – mahluk sangat kecil dengan mikroskop sederhananya dan dia bersurat kepada temannya di negeri lain, Antony menjelaskan pengalaman, dan kesannya mengenai apa yang ia temukan pada air hujan yang diamati oleh mikroskop sederhannya; Mikroba. Kemudian pada masa setelahnya Pasteur mengamati tong – tong anggur yang tercemar oleh sesuatu dan anggur tersebut tidak dapat dijual hingga akhirnya Pasteur bisa memecahkan masalah tersebut dengan melakukan pemanasan paa tong – tong anggur tersebut pada suhu dan sampai waktu tertentu hingga saat ini, prosedur Pasteur digunakan untuk mencegah, mengurangi pencemaran oleh mikroba; Pasteurisasi. Selain Pasteur, banyak lmuan lain yang menemukan penemuan lainnya seperti vaksin. S

aya sangat terkesan dengan sejarah perjalanan mikrobiologi itu sendiri, tentu saya termotivasi, dan ingin seperti ilmuan – ilmuan tersebut. Sejak saat itu saya menjadi bersemangat berkuliah – Saya masuk kuliah karena terpaksa tidak ada jurusan yang sesuai dan tidak mempunyai mimpi akan kuliah.
Saya sangat bersemngat saat itu, apalagi saat itu berstatus mahasiswa. Saya banyak membaca buku, membeli banyak buku. Koleksi buku menjadi beragam, peternakan, MIPA, Novel, Lingkungan, Sejarah, Politik, Sastra, hingga Filsafat. Sungguh sangat senang membaca buku, saya telah menjadi kutu buku. Ada beberapa hal yang memuakkan yang mengiringi hobi membaca.

Kita semua tahu dengan membaca pemikiran kita menjadi berkembang, pemahaman kita menjadi luas, daya pikir ita menjadi lebih tajam, dan tentu kita akan terlihat aneh, maksud saya aneh di sini kita akan banyak berbicara mengenai banyak hal kepada siapa pun, yang tidak jarang orang belum terbiasa dengan orang yang cerewet, dan banyak tanya.. oh iya dengan membaca kita akan lebih berani dan pandai berkomunikasi dengan orang lain, dan lebih kritis!. Tentu dengan membaca kita dapat menjadi pribadi yang baru dari pada sebelumnya. Akibat membaca kita akan lebih tahu, akibat lebih tahu kita akan menjadi lebih tahu dari pada yang lain, hal ini akan menjadi baik untuk kita namun terkadang sekaligus menjadi tidak baik untuk kita, mengapa ? karena orang sekeliling kita akan menghkimi kita dengan orang yang sok tahu.. kita akui bahwa watak bangsa kita seperti itu walaupun tidak semua orang di negeri ini tapi pad kenyataannya kita selalu menjumpai dengan orang yang demikian.

Membaca adalah jendela dunia, dengan membaca kita dapat melihat dunia melalui buku – buku yang kita baca, dapat melihat indahnya warna – warni yang menghiasi dunia; hitam, putih, biru, kuning yang kesemuanya dapat membentuk pelangi. Pemahaman kita akan lebih baik, hati kita akan lebih merasa dan pikiran kita dapat bergerak lebih cepat dari pada sebelumnya. Dengan kesemua itu kita akan lebih menjadi manusia yang lebih mengerti, lebih bijak tentu karena kita mendapatkan berbagai pengetahuan walaupun ada sebagian orang yang tentu akan terpengaruh secara negatif dari membaca, seperti Stalin yang menjadi diktaktor konon terinspirasi oleh karya Charles Darwin walaupun pasti banyak yang yang mempengaruhinya selain buku Charles, oleh karena itu setelah membaca kiranya kita dapat memiliah dan mengolah informasi / pengetahuan yang telah kita baca agar kita bisa mengambil manfaat dari apa yang kita baca, dan jangan lupa selalu kritis juga terhadap apa yang kita baca.

Disana lah letak kematangan kita “dapat “ membaca, selain kita mengetahui dan memahami maksud tulisan yang kita baca, tentu kita dapat mengoreksi dan mengkritisi tulisan yang kita baca, di sana ada sebuah pertukaran informasi dan pengolahan informasi seperti yang saya sudah utarakan sebelumnya, maka dengan adanya sikap demikian akan muncul suatu pemahaman baru yang berasal dari tulisan yang kita baca dan olah pikiran kita (kritis terhadap tulisan)

Jadi, apa kita masih belum membaca buku dan lingkungan ? lalu kalau sudah membaca apa kta sudah menuliskannya ? untuk diri kita dan dunia ? jika belum mari kita segerakan membaca dan menulis.

Bayu Sulistyo, masih belajar membaca dan menulis

Mengapa kita Malas Menulis ?

“Cogito Ergo Sum”, sabda salah satu filsuf terkenal Rene Descartes Bapak Filsafat moderen, sabda yag mempunyai arti kurang lebih “aku berpikir maka aku ada”.
Keberadaan seseorang ditentukan oleh tindakannya maka orang itu akan mengada untuk dirinya dan orang lain, ah sudah lah jadi terlalu filosofis. Mari kita fokus pada pokok bahasan judul yaitu “mengapa kita malas menulis ?”. Menulis adalah kegitan intelektual yang melibatkan perasaan, berpikir dan tindakan. Perasaan terlibat dalam merasakan sesuatu hal di dunia ini termasuk hidup kita ; keberhasilan dalam mencapai sesuatu, kegagalan dalam menjalankan sesuatu, melihat kondisi diri yang terkadang mengalami down, melihat keadaan keluarga, teman, sahabat sampai pada masyarakat terlepas itu keadaan yang menyenangkan atau membahagiakan serta menghawatirkan.

Saya pikir kita semua dapat merasakan suasana diatas, manusiawi. Berpikir tentu akan kita alami sepanjang hidup ini, berpikir mengapa sesuatu hal dapat terjadi entah itu yang menimpa kita atau orng terdekat sampai masyarakat, bangsa bahkan dunia. Kita berpikir mengenai ha – hl tersebut memikirkan sebab dan akibat dari sesuatu yang telah terjadi, maka dari proses merasa dan berpikir itu kita akan dapat suatu kesimpulan yang terkadang akan membuat kita galau, namun kita juga akan membiarkannya, sabodo teuing kalau kata bahasa sunda yang artinya kra – kira emang gue pikirin. Jika ada kemauan kita bisa menuliskan hasil dari merasa dan berpikir itu, sehingga dapat terekam yang nantinya akan bermanfaat untuk kita dan orang lain, kita bisa merefleksi kembali memori dan perasaan kita dari tulisan kita, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan tentunya menuis yang kita lakukan sebagai upaya megelurkan segala kegalauan dari diri kita.

Bagi orang lain hasil tulisan kita akan menjadi motivasi dan inspirasi dirinya. Menulis adalah kegiatan sarana untuk menyembuhkan diri dari pikiran – pikiran dan perasaan galau, karena segala sesuuatu yang berada di hati dan pikiran kita keluar dari dalam diri kita, tidak mandet.
Menulis juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berada di waktu yang sama dan di waktu masa depan. Sejarah membutikkan bahwa penulis – penulis jaman dulu menuliskan perasaan dan pemikirannya kemudia menjadi bacaan orang saat ini dan tidakjarang terpengaruh dari tulisan mereka. Menulis juga sebagai sarana penyaran informasi, dan ilmu pengetahuan ; berita, jurnal penelitian, buku pemikran tokoh – tokoh. Menulis sebagai bahasa yang tak terlisankan. Tapi mengapa kita malas menulis ? hal pertama yang menjadi penyebabnya adalah keengganan kita untuk mencoba. Kita selalu dibayang – banyangi oleh perasaan tidak percaya diri ; tulisan kita jelek, takut salah, takut dianggap sok.

Hal yang kedua adalah kita tidak gemar membaca, padahal kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam hal memperkaya khazanah pemahaman dan pemikiran kita, meperkaya tatabahasa kita, merasakan apa yang dituliskn orang lain. Selain itu faktor budaya yang dianggap paling dasar, menurut Jakob Soemardjo masyarakat kita adalah masyarakat lisan, masyarakat yang mempunyai budaya bericara bukan menulis. Bertindak atau melakukan aksi menulis memang sulit itu pun yang saya alami, saya kira setiap orang akan mengalaminya tapi kita harus memaksa diri kita untuk menulis agar setiap perasaan dan pemikiran kita dapat terekam dan terbaca oleh dunia. Kita bisa belajar dar penulis – penulis hebat contoh Pramoedya Ananta Toer, Tan Malaka, Soekarno, Hatta, merekasemua menulis untuk menyebarluaskan perasaan dan pemikirannya dan sampai hari ini orang – orang terpengaruh oleh perasaan dan pemikiran mereka.

Menulis banyak manfaatnya untuk kita, selain dapat mengeluarkan kegalauan dari diri kita, menulis dapat membuat rapih sirkuit – sirkuit pemikiran kita yang berantakan akibat dari berpikir – berpikir yang banyak dan tidak pernah dikeluarkan, jelasnya menulis dapat membuat jalan – jalan di pikiran kita menjadi lebih tertib dan rapih. Lalu bagaimana caranya agar kita dapat menulis ? saya pikir hal pertama yang dilakukan adalah memaksa diri kita untuk mulai menulis, tuliskan saja apa yang dirasakan dan dipikirkan, mulailah menulis diary, jangan terpengruh pikiran kan dijudge jelek orang lain. Mulaiah membaca apapun, koran, majalah, novel, atau buku – buku lainnya yang dirasa kita suka.

Apa kita sudah memaksa diri untuk menulis ?

Bayu Sulistyo, masih belajar menulis.

Belajar Bertahan Hidup Dari Kuma

“Tuntut lah ilmu sampai ke negeri Cina” begitu sabda kanjeng nabi kita Muhammad SAW mengingatkan kepada kita. Berbicara mengenai menuntut ilmu tentu yang terpikir oleh kita adalah belajar. Ilmu identik dengan belajar dan belajar identik dengan ilmu. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh ilmu, tentu bisa ilmu apa saja, bisa ilmu eksakta, ilmu humaniora, sampai ilmu menguasai wanita. Belajar adalah kegiatan yang menyenangkan jika ditemani oleh sang kekasih, berarti kalau gitu jika tidak ditemani kekasih tidak menyenangkan, tidak ditemani kekasih bisa juga jomlo atau kekasihnya lagi nemenin belajar sahabat kita, duh jadi tidak menyenangkan pastinya dan bahasan ini kok jadi cenderung negative thinking, oke saya kira setiap orang mempunyai pendapatnya mengenai belajar itu menyenangkan atau tidak. Belajar itu bisa dilakukan sendiri (kasihan banget mblo), bersama teman, bersama pacar , dan bersama dosen/guru.

Belajar tentu tidak selalu di bangku sekolahan atau kuliah atau perpustakaan. Sesungguhnya kehidupan adalah pembelajaran paling besar dan paripurna begitu kira – kira pepatah berbicara, ada lagi yang menyatakan bahwa penjara adalah tempat belajar paling mewah didunia, betapa tidak banyak pemikiran tokoh – tokoh yang hebat setelah melalui dunia penjara, kata kan lah Bapak Republik Indonesia Tan Malak, Bung Pram, dan asih banyak lagi
Saya pikir kita belajar bisa dari mana saja, ada pepatah yang bilang belajarlah dari kuman – tidak itu pepatah yang saya buat sendiri, tapi jika kita tilik kembali ada benarnya belajar dari kuman. Belajar seperti apa ? apa kuman mengajari kita matematika atau cara menaklukan dedek dedek emesh ? oh tentu tidak, belajar bukan hanya sekedar mengerjakan soal ruwet matematika atau menaklukan hati dedek emesh macem Nabila JKT48, tapi belajar adalah upaya menangkap nilai – nilai kehidupan, sesungguhnya mengerjakan soal matematika dan menaklukan dedek emesh adalah bagian dari hidup (ini ko terkesan filsuf ya gue). Berbicara mengenai hidup tentu sangat kompleks, karena tergantung tafsiran nya. “Hidup itu sederhana, tafsirannya yang membuat rumit” begitu kira – kira quote Pram yang bertebaran di media sosial.
Saya pikir kita patut mencontoh belajar bertahan hidup dari kuman, loh kok bisa gitu ? tenang dulu sebelum pelajaran bertahan hidup dari kuman, mari lah kita merefleksi diri mengenai bertahan hidup. Sudah saya bilang pada bahasan sebelumnya, hidup sangat kompleks tergantung dari cara memandangnya, tapi saya kira bertahan hidup adalah sesuatu realita yang nantinya akan dialami oleh setiap manusia tentu dengan kadar yang berbeda. Bertahan hidup menurut saya adalah upaya yang diakukan oleh manusia untuk mempertahankan keadaan tubuh maupun psikisnya agar tetap kondusif dari gempuran keadaan yang sulit dan bisa keluar dari keadaan sulitnya. Loh keadaan sulit seperti apa ? keadaan sulit kan banyak, keadaan sulityang bagaimana ? nah keadaan suit bisa macem – macem kaya cewek di muka bumi ini. Keadaan sulit terhimpit utang, keadaan suliit jomlo terus, nembak cewek diteria terus – oke itu bukan keadaan sulit, makan susah, mau minum tinggal hap (oke yang terakhir pasti bang ipul).

Kita lihat dari beberapa contoh tadi sangat beragam keadaan sulit. Lalu apa hubungannya dengan belajar bertahan hidup dari kuman ? coba jelaskan. Sabar – sabar mas… orang sabar disayang dedek – dedek emesh.
Mari kita lihat bagaimana kuman bertahan hidup dari lingkungan ganasnya. Kuman adalah salah satu mahluk hidup yang sempurna yang diciptakan oleh Tuhan, jadi yang sempurna bukan Isyana atau Raisya serta lagunya Andra and The Backbone saja. Kuman adalah mahuk kecil, sangat kecil lebih kecil dari status mu itu yang cuma butiran debu Hehehe… . Kuman atau bahasa ilmiahnya adalah bakteri yang masuk dalam dunia mikroorganisme. Kuman dipandang jelek sekali oleh manusia, penyebar penyakit, membusukkan makanan kita dsb.

Namun tidak jarang manusia memanfaatkannya sebagai agen untuk membuat produk makanan baru, contohnya yoghurt, keju dan tidak jarang membantu dalam proses kesehatan. Berdasarkan hal itu maka kuman kita bisa bagi menjadi dua kubu, kubu KMP dan kubu KIH. Oke skip itu politik.. kita bisa mengtegorikan kuman menjadi dua, kuman baik dan kuman jahat. Mari kita perhatikan kuman yang jahat karena kuman yang baik selau mendapat dukungan dari para manusia. Kuman jahat yang biasa disebut bakteri patogen. Nah kuman patogen ini yang kerap diberantas hidupnya oleh manusia dengan cara menyuci hamakannya. Kita ambil contoh kuman yang berada dalam makanan, agar kuman tersebut hilang para manusia memanaskan makanan mereka pada suhu yang tinggi selama waktu tertentu.

Kita lihat kuman yang berada pada makanan tadi akan tidak nyaman hidupnya karena lingkungan hidupnya (makanan) tidak sesuai dengan kondisi nyamannya, makanan yang menjadi media tumbuhnya menjadii panas. Tentu kuman pun tidak nyaman apabila dipanas – panasi, kuman yang tidak nyaman lama – kelamaan akan mati dan makanan pun akan bebas dari kuman jahat itu. Loh kalau begitu dari mana kita belajar bertahan hidupnnya ?nah ternyata si kuman telah membuat perencanaan dan menyiapkan dirinya yang baru agar bisa tetap hidup dalam makanan. Jadi ketika hidup si kuman terancam oleh panas ia akan membentuk spora sebagai dirinya dalam bentuk lain, gawatnya lagi spora ini lebih tahan banting dari pemanasan tinggi, sungguh mahluk yang tengils dan hanya bisa dihilangkan oleh bahan kimia.

Nah bagaimana ? ngga nyambungkan tulisannya ?. Tapi jika kita peka kita bisa memperoleh pelajaran dari kuman, yaitu kita harus selalu membuat rencana lain, dan langkah lain dalam menghadapi suatu masalah atau keadaan sulit. “Disana selau terdapat turunan dari rencana agar kita bisa keluar dari keadaan sulit ini” begitu kira – kira Superman berbicara kepada cucu nya Batman.

Bayu Sulistyo, belum bisa menaklukan dedek emesh.

Perlunya Pemaksaan Diri

Perlunya pemaksaan diri
Pemaksaan bagi semua orang merupakan hal yang tidak menyenangkan dan tentunya setiap orang tidak akan mau dirinya dipaksa untuk melakukan sesuatu. Pemaksaan berkaitan dengan melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh kita terlepas dari alasan apapun yang melatarbelakanginya, intinya kita tidak mau dipaksa oleh orang lain. Tapi pemaksaan sangat amat penting untuk dilakukan, pemaksaan mempunyai efek yang positif dan bermanfaat untuk mencapai tahapan dalam hidup kita untuk melewati tahapan berikutnya. Pemaksaan akan bermanfaat ketika kita ingin mencapai sesuatu yang kitainginkan. Saya menyebut pemaksaan ini adalah pemaksaan terhadap diri sendiri.

Ketika kita ingin mencapai sesuatu misalkan kita ingin memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) atau nilai kuliah tentu kita harus membuat rencana untuk memperoleh tujuan tersebut bukan ? kita akan membuat rencana bagaimana belajar dengan baik, mengerjakan tugas kuliah dengan baik, bekerjasama dengan rekan kita, memahami materi kuliah dan mengiplementasikannya. Hal tersebut yang harus kita lakukan, namun untuk mencapai tujuan kita tidak ada jalan yang mulus kawan. Kita akan melewati jalan yang berkelok dan tidak jarang kita menemukan lubang ditengah jalan dan tidak jarang pula kita terjatuh, kita bangkit dan meneruskan perjalanan dan kita berfikir bahwa kita harus mengulangnya dari awal lagi di garis start rencana kita setidaknya kejadian tersebut pernah dialami saya.

Kita jadi semacam berputar – putar dalam rencana kita, tidak ada progres yang berarti, izanami kalau dalam perspektif jurus sharingan yang dipunyai oleh Itachi uciha ketika melawan kabuto pada episode akhir cerita naruto, berputar dalam lingkarang dan tidak bisa keluar dari sirkuit itu setidaknya hal tersebut mungkin yang bisa saya anlogikan. Kita perlu pemaksaan diri untuk tidak mau terus berputar dalam sirkuit rencana – aksi – menemui lubang – bangkit –memulai kembali dari garis start. Kita harus memaksa diri kita untuk berpikir dan melaksanakan perjalanan kita walaupun kita tahu jalan yang akan kita lalui akan penuh kelokan yang curam dan banyak lubang, tapi percayalah kawan kita harus memaksa diri kita untuk berubah dan melanjutkan perjalan kita, jika lelah ya mbok istirahat dulu, klepas klepus dulu dan ngopi dulu tapi jangan pake sianida!.

Pemaksaan terhadap diri bermanfaat dalam menghindari perasaan “aku harus mulai dari awal lagi dan memakai metode baru lagi” loh metode yang kita sedang jalani saja belum kelihatan hasilnya ko dalam artian kita belum merasakan mencapai tahapan awal. Sekali lagi pemaksaan diri sangat bermanfaat, ketika kita malas untuk beribadah kita harus memaksa diri kita untuk melaksanakan nya, ketika kita malas dalam belajar kita harus memaksa diri kita untuk belajar, ketika kita malas menulis pikiran kita, kita harus memaksa diri kita. Paksaan membuahkan hasil tentu hasil yang bisa negatif dan postif tergantung kita bertindak dijalan mana. Jika kita bertindak dijalan rencana dalam menggapai tujun yang baik tentu pemaksaan diri akan sangat berguna. Pemaksaan diri akan membawa kita menemui hal yang baru.
Pemaksaan diri juga dilakukan oleh orang lain secara tidak langsung, yaitu ketika orang lain memperoleh sesuatu atau berprestasi tentu perasaan pertama kita akan kagum dan berlanjut pada perasaan lainnya yang tidak jarang timbul perasaan iri dan kita ingin melakukan seperti orang lain yang berprestasi itu namun kita akan menemui perasaan tidak percaya pada kemampuan diri untuk minimal berbuat yang sama, kawan kita harus memaksa diri untuk mewujudkan perasaan ingin seperti orang itu yang berprestasi minimal melakukan hal yang sama, syukur- syukur kita melakukan hal yang lebih. Pemaksaan juga dilakukan oleh orang tua kita, sewaktu kecil kita dipaksa untuk pergi ke sekolah, melaksanakan ibadah atau shalat magrib bagi yang muslim padahal kita lagi asyik nonton Anak – anak Jalanan (oke film itu dulu belum ada), memaksa kita sarapan pagi agar tidak sakit, memaksa kita tidur ketika kita masih terjaga di malam hari karena kita menonon film padahal besok sekolah pagi, harus upacara lagi.
Pemaksaan diri bermanfaat untuk diri kita mencapai tahapan selanjutnya dalam hidup (step by step) untuk meneruskan rencana yang telah kita pastikan, pemaksaan diri sebagai pereduksi rasa malas dan tidak percaya diri. Namun pemaksaan akan merugikan jika kita memaksa orang lain untuk melakukan tindakan yang merugikan dirinya.
Bagaimana, apa kita sudah memaksa diri kita ?