Penelitian merupakan kegiatan yang menyulitkan sekaligus menyenangkan, menyulitkan karena kita akan menemui rentetan kesulitan – kesulitan yang dihadapi seperti semangat melakukannya, mencari literatur, berkunjung ke lapangan sampai pada urusan biaya. Tentu hal yang menyenangkannya pun akan kita dapatkan mengenai hal – hal apa yang kita teliti dan yang menyertainya, seperti keberhasilan dalam menemukan apa yang kita cari dari penelitian kita dan atau hal – hal yang mendunkung penelitian kita. Jika melakukan penelitian ke lapangan atau masyarakat kita akan menemui berbagai macam suasan lingkungan luar yang belum kita temui sebelumnya. Perjalanan ke Cibodas Lembang merupakan salah satu rangkaian penelitian saya mengenai fresh cheese, kunjungan ke Cibodas Lembang dalam rangka menemukan kebun lemon sebagai data pendukung dalam penelitian skripsi saya mengenai pembuatan fresh cheese dengan menggunakan koagulan lemon dan papain. Tentu penelitian saya tersebut mempunyai tantangan tersendiri, saya tergugah untuk menjawab tantangan tersebut seperti memecahkan aktivitas papain yang terlalu tinggi dalam mengatalis protein kasein dalam pembuatan keju, perlu diketahui keju termasuk fresh cheese adalah pangan olahan susu hasil penggumpalan kasein susu sehingga menghasilkan suatu dadih (curd) dan whey, suatu fasa cair sisa penggumpalan susu tersebut ang berarti ketika terjadi penggumpalan kasein susu tersebut perlu dipisahkan antara hasil gumpalan dan bentuk cair yang terikat padanya (whey). Adanya penggunaan lemon pada pembuatan fresh cheese kali ini adalah untuk mengendalikan kerja papain sebagai enzim protease yang tinggi yang mengakibatkan rasa keju menjadi pahit. Tentu lemon dalam hal ini selain sebagai pengendali kerja enzim melalui asam, juga berperan sebagai koagulan dalam pembuatan keju, hal tersebut lah yang merupakan tantangan dalam penelitian ini. Kini saya sadari bahwa keju yang merupakan pangan manusia yang terbuat dari susu ternak dengan koagulan rennet (ekstrak lambung anak sapi) adalah suatu produk empirik sekaligus suatu karya seni manusia. Kita bisa bayangkan bagaimana jika penggunaan rennet terus-menerus tentu akan menjadi suatu problem karena anak sapi yang disiapkan untuk pengadaan daging akan terus dipotong untuk diambil lambungnya dan pengadaan daging sapi akan tidak bak. Maka penelitian ini adalah penelitian yang penting.
Mari kita membicarakan mengenai perjalanan ke Cibodas Lembang – Perbukitan Bandung Timur sekitarnya. Cibodas merupakan suatu desa di bilangan Lembang Jawa Barat, tentu kita semua tahu bahwa Lembang merupakan tempat yang indah dengan sederatan pemandangan pegunungan indah, kebun sayu-mayur, buah-buahan, dan peternakan, ditambah cuaca yang menyejukkan sehingga kita tidak ingin beranjak pergi meninggalkannya. Dari dulu sampai saat ini Lembang masih menjadi tempat yang luar biasa, setidaknya hal itu digambarkan oleh para traveler maupun pemerintah kompeni Belanda zaman dulu. Saat ini pun Lembang masih terus dikunjungi oleh wisatawan luar negeri maupun domestik. Baik sekarang akan membicarakan lebih detail lagi yaitu Cibodas. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, Cibodas merupakan suatu desa dari suatu Kecamatan di Lembang. Untuk menuju Cibodas kita bisa mulai dari terminal Dago Bandung, kemudian menyusuri jalanan dago atas sampai menemui dua cabang jalan, kita akan memilih jalan yang ke bawah yaitu yang menuju arah Lembang atau Punclut. Kemudian mengikuti jalan dan petunjuk arah jalan yang memberitahukan Cibodas. Tentu sekarang melakukan perjalanan lebih mudah pastinya dari pada jaman dulu, saat ini untuk menuju suatu tempat akan lebih mudah dengan berbagai teknologi maps, dan kita akan mengetahui jalan / track secara detail mengenainya. Sebelum sampai Cibodas kita akan melewati suatu tempat wisata yang indah, saya tidak tahu persis nama tempat wisata itu, yang pasti tempat wisata itu adalah sebuah air terjun.
Setelah melewati tempat wisata itu kita akan melewati jalan yang diapit oleh bukit yang indah. Saya pikir jalan itu adalah jalan yang sejuk sekaligus menyeramkan jika dilewati pada malam hari, betapa tidak di kanan dan kiri berdiri pohon – pohon rindang a’la perbukitan tropis. Menakjubkan adalah jalan-jalan tersebut cukup mulus, para insinyur teknik adalah orang yang bertanggung jawab dalam membangun suatu jalan dan tidak lupa pemerintah setempat yang memperhatikan mobilitas rakyatnya. Setelah melewati jalanan tersebut kita sampai di Cibodas. Jika dideskripsikan Cibodas suatu pemukiman moderen, hal ini telihat dengan sudah berdirinya dua mini market, dan rumah pinggir jalan sudah terbilang moderen dengan hampir setiap rumah berdinding bata. Selain itu desa Cibodas dibelah dengan jalan raya besar dengan kampung –kampung disebelahnya. Rata – rata kampung tersebut terdapat keterangan namanya dengan berdirinya pelang jalan nama kampung. Sepertinya pelang –pelang kampung tersebut dibuat oleh mahasiswa UGM yang pernah melakukan KKN di Cibodas, hal itu ditandai dengan adanya keterangan KKN UGM berikut tahunnya.
Cibodas suatu desa yang indah dengan dikelilingi perbukitan dan banyak terdapat kebun sayuran seperti kol, wortel, kacang panjang hingga lemon yang saya temukan di sekitar kampung Cibeunying. Kebun Lemon tersebut dimiliki oleh seorang petani sekaligus seorang Dalang Wayang Golek. Sangat menyenangkan jika tinggal di sana. Sedikit disayangkan adalah di tempat ini sudah banyak villa yang menurut saya jika dibiarkan terus diijinkan pembangunan villa tentu akan mengurangi lahan pertanian / perkebunan.
Perjalan berikunya adalah perjalanan pulang menuju Bandung melewati perbukitan yang nantinya akan menembus dan berakhir di alun – alun Ujung Berung Bandung, perbukitan tersebut sangat indah dengan rentetan pohon –pohon yang rindang. Di sana terdapat sebuah perusahaan perkebunan, entah bergerak pada komoditas apa. Untuk melwati jalan ini dari jalanan desa Cibodas terus lurus mengikuti jalan hingga menemui jalan berbatu dan mulai memasuki daerah hutan bukit. Daerah ini sangat cocok untuk track motor cross atau trail karena jalanannya yang berbatu dan naik turun. Agak sedikit menyeramkan juga karena jalanan ini sangat sepi dan hanya satu dua kendaraan yang melewati namun secara keseluruhan sangat indah alam Bandung ini. Perjalanan terus mengikuti jalan, melewati hutan dan perkebunan warga, dan sampailah pada pemukiman warga dengan jalan sudah teraspal bagus. Perjalanan terus menyusuri jalanan dan dengan segera kita menemui pemandangan kota Bandung yang indah dari bukit – bukit ini. Sekali lagi yang saya sayangkan adalah banyaknya pemukiman dalam betuk kompleks di daerah ini yang ditinggali oleh orang – orang kaya dan dipinggiranya terdapat pemukiman penduduk biasa dan kebun – kebun, saya pikir tidak merata sekali keadaan ini. Perjalanan terus berlanjut dengan menuruni jalan dan sampailah kita dipemukiman yang lebih padat dan ramai yang selanjutnya kita sampai di Alun – Alun Ujung Berung Kota Bandung. Sepertinya banyak jalanan alternatif dari perbukitan tersebut, mungkin jalan kampung yang nantinya akan berujung pada bagian lain di Bandung Timur entah itu daerah Cinunuk atau bahkan Jatinangor, Sumedang.
Bayu Sulistyo, Penjelajah Amatir